Napak Tilas Tanah Leluhur
Friday, June 10, 2016
Jadilah orang yang melek internet, janganlah jadi orang yang kuper, kudet, atau apalah semacamnya. Jangan juga jadi orang yang ketinggalan zaman. Mengapa demikian? Karena melalui internet, kamu bisa berhubungan langsung dengan orang yang kamu idolakan. Walaupun hanya sekadar menyapa via mention di Twitter atau lini masa lainnya, itu udah jadi suatu kebanggaan, bukan? Apalagi kalau mentionnya dibalas. Bisa dibaca terus seharian, tuh. :P
Saya adalah salah
satu di antaranya, yang bisa ketemu langsung dengan Travel Blogger idola saya. Berawal dari baca beberapa tulisan dia, nyapa di mention Twitter, berakhir dengan bertemu langsung. Beberapa hari sebelum Mas Ariev Rahman akan mengunjungi Cirebon, saya semakin antusias“wah, bisa ketemu langsung dengan Mas Ariev, nih”. Saya hubungin Mas Ariev via
Line. Saking pengin banget ketemunya, saya kepo banget banget banget tentang
apa saja dan ke mana saja agenda Mas Ariev selama di Cirebon. Logikanya, kalau nggak
sekarang, kapan lagi bisa ketemu? xD
Hari Sabtu, yang
seharusnya saya sudah bertemu dengan Mas Ariev, semuanya gagal karena saya sedang bekerja. Tenang, masih
ada hari Minggu, batin saya. Karena Mas Ariev dan istrinya dan kawan-kawan
punya waktu dua hari di Cirebon. IHIY.
Kepanjangan, ya,
cerita mulu? Maafkan, karena saking senangnya.
Minggu pun tiba,
setelah Mas Ariev chat: “udah di Keraton Kasepuhan, nih”. Tak lama kemudian,
saya menghampirinya. GOAL!!! Kaget. Deg-degan. WAHHH, GUE KETEMU TRAVEL BLOGGER
IDOLA, DONG! Saya menghampiri Mas Ariev dan rombongannya di Keraton Kasepuhan. Ya, mereka baru memasuki Siti Inggil, sebuah area yang masih berjarak sepuluh meter dengan loket pembayaran tiket masuk.
Lalu, tak berapa lama di situ, rombongan kami menjelajahi seluruh area Keraton
Kasepuhan. WAAAAH, SENANGNYA.
Saya bergabung dengan rombongan Mas Ariev bersama istrinya: Teh Gladies, dan tiga orang lainnya, Mas Wandy, Mas Galang, dan Mbak Fara, yang dipandu oleh Pak Asmuni selaku Guide lokal Keraton Kasepuhan Cirebon. Di dekat pintu masuk Keraton Kasepuhan, terlihat sebuah Masjid. Ini adalah Masjid Keraton Kasepuhan yang nggak boleh dipakai Sholat Jum’at ujar Pak Asmuni, entah apa alasannya. Salah satu warisan leluhur Cirebon yang memang seharusnya patut dijaga dan dilestarikan, syukur-syukur kalau dipromosikan ke seluruh dunia.
Lalu, langkah
kaki kami mulai berjalan memasuki area Keraton Kasepuhan yang terbilang luas. Area
ini pun dikelilingi oleh beberapa tempat. Dari mulai Lunjuk, yang berfungsi
untuk menerima tamu, Museum Benda Kuno, Museum Kereta Singa Barong, dan Abdi
Dalem, yang merupakan tempat Pangeran Raja Adipati Keraton Kasepuhan. Di
halaman Keraton Kasepuhan, terdapat dua buah patung singa dan dua buah meriam
di sampingnya. Halaman ini dinamakan Taman Dewandaru yang bentuknya melingkar
tanpa terputus, yang mengartikan keseluruhan. Dalam kata lain, sebagai
pengingat agar manusia selalu mencari mereka yang masih tinggal di dalam
kegelapan lalu membawanya keluar dari sana menuju jalan terang yang diberkahi
Allah SWT.
Beberapa menit kemudian, Pak Asmuni mengajak kami memasuki Museum Kereta Singa Barong. Menurut keterangan Pak Asmuni, beberapa bagian dari Kereta Singa Barong ini terdapat simbol-simbol tertentu. Dari mulai namanya Singa Barong yang berarti “sing arani bareng-bareng” artinya “memberi nama bersama-sama”. Kereta ini sangat antik dan masih terjaga dengan selamat sentausa
Sedikit, ya?
Maklum, hari itu lagi kebanjiran pengunjung yang datang. Ruame buanget. Jadi
nggak fokus ngambil foto. HAHAHAHA.
Perjalanan kami
belum berhenti sampai di sini. Buset, luas banget dong ini Keraton. Pak Asmuni
mengajak kami menuju Sumur Agung yang letaknya dekat dengan Bangsal Keraton
Kasepuhan. Hah? Sumur? Banyak kalik sumur mah! Eits, jangan salah dulu. Sumur
Agung ini merupakan sumur yang airnya nggak pernah habis. Di samping sumur,
terdapat tempat mandi bidadari zaman dulu yang sampai saat ini
petilasannya masih ada dan terjaga. Kebayang, dong, kalau zaman sekarang ada
bidadari mandi di tempat beginian.
Kami berhenti
sejenak, sembari mengambil foto di halaman dekat Sumur Agung. Tak lama, kami
pun kembali ke area Taman Dewandaru. Kali ini memasuki Abdi Dalem Keraton
Kasepuhan. Sayangnya nggak bisa foto bareng Pangeran Raja Adipati, entah beliau
sedang berada di mana. Di dalam Abdi Dalem, dengan beberapa bangunan unik a la zaman
dahulu, terpampang silsilah Kerajaan Cirebon yang diterangkan oleh Pak Asmuni.
Saya sih sibuk mengambil foto yang anglenya cukup oke.
Jam menunjukkan
waktu makan siang, setelah cukup capek mengelilingi Keraton Kasepuhan dan
menapak tilas jejak leluhur. Terus perjalanan saya sama Mas Ariev dan
teman-temannya berakhir? Nggak, dong! Keluar area Keraton, beberapa pertanyaan
menghampiri saya tentang kuliner yang khas di daerah Cirebon, tercetuslah Nasi
Jamblang Ibu Nur atas referensi Teh Gladies. Rasa senang yang tak tergambarkan,
ketika GUE DIAJAK JALAN DAN SEMOBIL BARENG TRAVEL BLOGGER IDOLA GUE, DONG!!
Buset, senangnya!
Menghabiskan hari
minggu bareng Mas Idola nggak akan saya lupakan seumur hidup saya. Dari mulai
wisata bareng, makan bareng, sampai waktu menunjukkan check out Hotel, yang
berarti Mas Ariev harus balik lagi ke Jakarta. YAHHH!! But hey, saya bersyukur
atas usaha saya yang bisa menghubungi Mas Ariev sekaligus bertemu langsung. PLIS,
TEH GLADIES GAUSAH CEMBURU DENGAN TULISAN SAYA YANG LEBAY. HAHAHA.
Ternyata, melek
internet itu perlu di zaman yang serba mudah sekarang ini. Nggak hanya lewat
dunia maya yang saling bertegur sapa dengan idola, ketemu langsung juga bisa, kok. Kayak saya
contohnya.
Sampai bertemu di
lain waktu, ya, kalian!
Nih, saya kasih
bonus foto-fotonya.
photo by Ariev Rahman
Lobby Hotel Santika Cirebon
Lobby Hotel Santika Cirebon
Bareng Selebtweet femes (wooo, ada Kak Chicko)
Bareng Selebtweet femes (wooo, ada Kak Chicko lagiii)
Mas Ariev, ke saya: "Sukses terus, ya, Fer!"
4 comments
Wah terharu aing dibikinin tulisan ini! Sukses terus ya, Fer!
ReplyDeleteTerharu di bagian mana, ya, Mas? xD
ReplyDeleteMakasih banyak, Mas. Maafkeun tulisannya standar banget. ����
Hm.. penasaran kenapa masjidnya gak boleh buat salat Jumat..
ReplyDeleteKarena ini terletak di dalam area Keraton, untuk sholat Jum'at ada Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang letaknya di depan Keraton. Kurang lebih seperti itu.
ReplyDelete